Saat Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., memanggil namanya sebagai lulusan termuda, hadirin yang datang hampir tak bisa melihat badannya yang kecil meski telah berdiri. Ya dialah Riana Helmi, gadis kelahiran Banda Aceh 22 Maret 1991 silam itu meraih penghargaan sebagai Sarjana kedokteran termuda di Universitas UGM sekaligus Sarjana termuda se Indonesia. Dia menyelesaikan program (S1) saat usia nya blm genap 18 tahun tepatnya saat usia nya 17 tahun 11 bulan.
Riana sangat spektakuler, Masuk sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM 2005, dia tercatat sebagai mahasiswa termuda yang saat itu berusia 14 tahun, walaupun usia nya masih sangat belia, Riana memiliki prestasi yang sangat membanggakan, Riana berhasil lulus dari fakultas kedokteran UGM dalam kurun waktu 3 tahun 6 bulan dengan meraih nilai Indeks Prestasi Akademik mencapai (3,67).

Calon dokter yang sangat tidak suka bermain boneka itu menceritakan sedikit pengalamanya ketika baru masuk sebagai mahasiswa UGM, pada saat itu usia nya masih 14 tahun. Dia mengungkap kan tidak menemui banyak kesulitan walaupun terkadang dosen memberikan tugas yang sangat banyak layaknya mahasiswa kedokteran pada umumnya (usia standar) namun itu semua bisa di selesaikan tanpa menemui hambatan yang berarti. Ketika di Tanya oleh seorang wartawan bagaimana perasaan nya setelah acara wisuda “Alhamdulillah, saya sangat senang dan lega” ujarnya seraya memegang toga di tangan kanan nya.
Ketika ditanya oleh salah seorang wartawan apakah setelah ini ingin melanjutkan pendidikan lagi? “Gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang spesialis dokter kandungan itu langsung menjawab “ ya.. sehabis ini aku masih ingin terus belajar” tuturnya dengan suara lembut khas anak remaja sebayanya.
Sang ayah, Helmi, bercerita bahwa sarjana yang menyelesaikan skripsi nya dengan tema “Kanker Payudara” ini sejak kecil memang sangat gemar membaca. Bahkan dia tidak berminat jika ada teman sebaya nya mengajak bermain masak2an atau yang lainnya. Dia lebih memilih menghabiskan waktu nya dengan membaca. Dan sering kali dia memaksa ayahnya untuk dibelikan buku-buku bacaan dan mengajarkan nya hingga larut malam. Sang pendidik perwira polri itu juga menuturkan Riana sangat antusias dengan kegiatan sekolah nya, Riana sealu tak sabar ingin segera turun dari motor ketika ayahnya mengantar sekoalah. Riana tampak sangat menikmati proses belajarnya disekolah, bagi Rina sekolah bagaikan tempat bermain yang menyenangkan melebihi taman bermain.
Gadis manis berkerudung itu mulai masuk Sekolah Dasar (SD) pada saat usianya baru 4 tahun, Riana yang sejak berumur 3 tahun sudah pandai membaca menyelesaikan tingkat SMP dan SMA dengan menempuh jalur percepatan atau program akselerasi. sang ayah dan istri nya pun mengaku tak pernah memaksa dirinya untuk bersekolah lebih awal, namun Riana lah yang selalu meminta kepada orang tuanya untuk menyekolahkan nya. Namun sang ayah sudah melihat kecerdasannya saat Riana berumur 3 tahun.
Riana juga mengaku tidak suka berpacaran, dia lebih memilih memperbanyak teman, menurutnya “Agama Islam tidak pernah mengajarkan umatnya pacaran, Islam hanya mengajarkan umatnya untuk ta’aruf (perkenalan)” karena pacaran memiliki banyak dampat negative dari pada positifnya”. Tuturnya seraya tersenyum manis.
Subhanallah. Riana adalah sosok yang patut di contoh oleh remaja jaman sekarang, selain memiliki otak yang sangat cerdas, Riana juga memiliki prinsip yang kuat dan karakter tersendiri yang membanggakan. Riana pun memiliki acara televisi favorit seperti anak seumuran nya yaitu “Akademi fantasi Indonesia (AFI). Yang membuktikan Riana tetaplah seorang remaja.

1 comments

  1. Anonim // 9 Februari 2012 pukul 22.00  

    subhanallohh ... ^_^

Posting Komentar