Masih terasa hangat untuk dibicarakan soal kejadian pengeboman di dua tempat di Jakarta beberapa hari lalu. Adalah Hotel Ritz Charlton dan Hotel JW Marriot yang kali ini menjadi sasaran para orang-orang tidak bertanggung jawab itu. Ledakan yang memakan 9 korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka itu pertama terjadi skitar pukul 07:40 WIB di Hotel JW Marriot dan tak lama berselang ledakan kembali lagi terjadi Hotel Ritz Charlton yang mana jarak keduanya sangat berdekatan dan dihubungkan dengan sebuah lorong. Kejadian pengeboman ini terjadi hanya berselang sekitar 10 hari setelah dilangsungkannya pemilu presiden 2009, yang mana hasil perhitungan suara cepat (quick count) menyatakan pasangan SBY-BOEDIONO keluar sebagai pemenang. Tentu saja hal ini menjadi sorotan semua kalangan, masyarakat. Banyak dari mereka termasuk para elite politik yang memiliki asumsi atau beranggapan bahwa ini adalah wujud dari aksi kekecewaan para pendukung capres-cawapres yang mengalami kekalahan. Dan tentu saja asumsi ini menimbulkan kemarahan pada pihak yang merasa di singgung. Sungguh ironis, apabila memang itu yang menjadi factor utama ataupun salah satu factor terjadinya peledakan bom bunuh diri ini. Mengingat Negara kita memiliki image sebagai salah satu Negara demokrasi terbaik di dunia, namun apalah arti semua itu setelah kejadian ini. Sampai tulisan ini saya turunkan polisi masih terus menyelidiki siapa pelaku dan dalang dibalik semua ini. Tentu saja kejadian ini menjadi tugas berat pertama SBY-BOEDIONO diawal masa pemerintahannya memimpin Negara ini untuk mencari pelaku beserta para kelompoknya, dan bukan hal mudah umtuk melakukan itu. Dikabarkan Amerika Serikat menawarkan bantuan badan Intelejen mereka (CIA) untuk menyelidiki dan menangkap pelaku yang menjadi otak pengeboman, namun belum ada kelanjutan kabar apakah Indonesia menerima atau tidak? Official salah satu klub elite sepak bola dunia Manchester united (MU) yang rencananya akan bertamu ke Indonesia melawan tim all star Indonesia, tanpa pikir panjang langsung membatalkan kunjungannya, dan mereka langsung bertolak menuju Inggris kembali. (Hahaha.. mungkin karena saking takutnya). Hal itu menurut saya wajar mereka lakukan karena dalam agendanya, tempat yang akan mereka jadikan persinggahan untuk peristirahatan adalah lokasi peledakan bom tersebut yaitu Hotel Ritz Charlton. Dan bisa anda rasakan puluhan ribu bahkan ratusan ribu masyarakat Indonesia kecewa karena tidak bisa menyaksikan secara langsung bintang idola dunia bermain bersama team all star Indonesia di dalam stadion utama Gelora Bung Karno. Dan kerugian akibat pembatalan kunjungan MU pun di taksir mencapai 50 milyar. Citra buruk kembali mencoreng muka bumi pertiwi di mata dunia”. Itulah yang terlintas dalam pikiran saya ketika pertama kali mendengar suara ledakan yang cukup keras itu, (pada saat kejadian saya masih kost sekitar 700m dari lokasi), dan mendengar kabar bahwa ledakan tersebut adalah bom. Sungguh ironis, Negara kita yang baru beberapa saat sempat menghembuskan nafas kebebasan dari serangan terror bom justru kecolongan oleh teroris bom dan mengalami pukulan telak. Betapa tidak, setelah sempat dinyatakan aman dan kembali banyak diminati para wisatawan asing pasca kejadian peledakan bom bali I dan II, kini Indonesia kembali menuai citra buruk karena hal yang serupa kembali terjadi. Dan kali ini lokasinya masih sama dengan peledakan bom tahun 2003 yaitu Hotel JW Marriot. Kawasan elite ini sering kali menjadi sasaran para teroris bom untuk mereka melancarkan aksinya, salah satunya adalah ketika kedubes Australia juga diledakan pada tahun 2003. Lelah rasanya bangsa ini mendapatkan bncana yang sama berkali-kali yang dengan sengaja dilakukan oleh manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Entah apa maksud dan tujuan para pelaku bom bunuh diri dan komplotannya hingga mereka lagi-lagi mengincar. Saya pun tidak mengerti siapa dan apa mau mereka. Padahal para pelakunya adlah asli orang Indonesia. Tadinya saya berpikir apa mungkin ada campur tangan orang asing dibalik setiap kejadian peledakan bom di tanah air ??? mengingat buronan nomer wahid yang selama ini diduga menjadi otak peledakan bom ditanah air Nurdin M Top adalah warga berkebangsaan Malaysia Sejauh ini aksi bom di Indonesia selalu di kait-kaitkan oleh Jemaah Islamiyah (JI) sebagai perlaku dan otak terror bom dan Nurdin M Top lah yang dikabarkan memimpin kelompok tersebut. Namun belum ada kepastian dari pihak manapun termasuk kepolisian terkait semua itu. Semua kalangan masyarakat, lembaga, organisasi, dan lain sebagainya sangat geram dan sangat mengutuk keras aksi pengeboman ini. Saya berani jamin tak ada orang yang mengaanggap kejadian ini dilakukan untuk kebenaran kecuali para teroris itu sendiri. Karena mereka menganggap perlakuan mereka adalah sebagai salah satu bentuk jihad. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkan stabilitas keamanan di Indonesia, apalagi selama pelaku dan otak utama belum juga ditangkap, dan hal ini juga berdampak pada stabilitas perekonomian kita. Masyarakat kini merasa sudah tidak nyaman dan aman jika dalam melakukan aktifitasnya apalagi aktifitas di tempat2 umum.lebih lagi pastinya akan sulit menarik kembali para investor asing untuk menginvestasikan sahamnya di Indonesia. Dan jika keadaan di Negara kita terus menerus seperti ini, anda bisa bayangkan akan seperti apa Indonesia di masa mendatang. Saya pikir yang bisa kita lakukan untuk membantu Negara keluar dari masalah ini adalah mencintai Negara ini dengan seutuhnya, apa dan bagaimanapun Negara ini adalah tanah kelahiran kita. Dan yang paling penting menurut saya adalah saling menghargai HAK sesama manusia khususnya masyarakat bangsa ini. Jika hal itu sudah tertanam dalam diri masing-masing maka Negara ini akan menjadi Negara yang sangat di idam-idamkan oleh semua orang di dunia. Bukan hal yang mudah memang menanamkan rasa itu, tapi kita bisa mulai dari di masing-masing dulu dengan melakukan kebaikan dari hal terkecil.

0 comments

Posting Komentar